Selasa, 30 Maret 2010

Review: CONNECT! SURFING NEW WAVE MARKETING


Muhammad Fatkhur Raukhi                                          Manajemen-A
07408141018
Book Review                                                                         Komunikasi Pemasaran



A.     Ringkasan
            Buku ini ditulis oleh pakar marketing handal, Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman of MarkPlus, Inc, dengan Waizly Darwin, Head of marketers: The Club.The Mag.The Net, dan Pembaca Kompas. Buku ini diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2010 ini.
            Buku ini menjelaskan apa itu New Wave Marketing dan apa yang dimaksud dengan CONNECT!. Pada intinya, memberi paradigma terkini mengenai komunikasi pemasaran. Strategi New Wave Marketing, juga dikenal sebagai 12C, merupakan horisantalisasi dari 9 elemen inti pemasaran dalam model legacy marketing. 12C tersebut adalah: 1. Segmentation is Communitization, 2. Targeting is Confirmation, 3. Positioning is Clarification, 4. Differentiation is Codification (of DNA), 5. Product is Co-Creation, 6. Price is Currency, 7. Place is Communal Activation, 8. Promotion is Conversation, 9. Selling is Commercialization, 10. Brand is Character, 11.Service is Care, 12. Process is Collaboration. Sebelum menjalani 12C itu, ada satu yang cukup penting, yaitu CONNECT!. Kita harus ‘ngeh’ dan ’nyambung’ terus dengan segala yang ada, istilahnya 24/7/365.
            Di era serba canggih ini, perusahaan ter-CONNECT! oleh berbagai CONNECT!-ing platform. Sekarang cara kita menganalisis lanskap dilakukan sejajar karena adanya kekuatan CONNECT! yang menjadi sentral dan membuat lanskap bisnis menjadi globe sphere, di mana antara Change, Customer, Competitor, dan Company dapat saling berkomunikasi dengan berbagai CONNECT!-ing platform baik online maupun offline, yang bersifat mobile, experiential, dan juga sosial, sehingga kita menjadi Well-CONNECTED!, memberikan kita suatu hubungan yang dalam dan kuat (Well-Connected is the mobile connect, deep-connection is the experiential connect, strong-connectivity is the social connect).
            Segmentation is communitization. Hal yang terpenting adalah kita bisa meninjau lebih dalam komunitas konsumen yang sekiranya pas umtuk diajak berhubungan secara horisontal dan strategis. Differentiation is Codification of DNA. Perusahaan harus mampu lebih terkoneksi dengan pelanggan sehingga mampu membuat produk yang sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada yang menyerupai produk tersebut. Product is co-creation. Artinya, produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dengan konsumennya sehingga produk tersebut memiliki nilai yang lebih baik daripada dengan cara lama. Promotion is conversation. Sekarang konsumen tidak mau dijadikan obyek untuk promosi, tetapi mereka akan selalu bersedia untuk menjadi lawan untuk bercakap-cakap. Brand is Character. Pemasar bertugas membangun karakter yang baik, jujur, dan manusiawi agar mudah diterima di komunitasnya dan kemudian menjaga karakter merek tersebut. Sebuah merek tanpa karakter tidaklah berarti (A brand without character is nothing). Service is care. Dalam pelayanannya, perusahaan lebih menekankan pada apa yang sebenarnya dibutuhkan konsumen, bukan apa yang diminta konsumen. Apa yang diminta konsumen belum tentu baik bagi mereka.
            Tugas pemasar dalam era New Wave ini adalah meng-CONNECT! terhadap perubahan ruang lingkup bisnis, meng-CONNECT! secara holistik ke pelanggan, dan meng-CONNECT! satu pelanggan ke pelanggan lain.

B.     Ulasan Bahasa
            Materi di dalam buku ini disajikan dengan sederhana, langsung pada poin permasalahannya dan ringan sehingga enak dibaca dan cukup mudah dipahami. Buku ini memaparkan fenomena pemasaran terkini pada umumnya dan strategi komunikasi pemasaran “tertepat” pada khususnya.
            Penulisan kata dan pemakaian bahasa dari buku ini memang campur aduk dengan penggunaan kata-kata dari bahasa asing tanpa diterjemahkan lebih dulu. Namun, masih mudah dipahami. Bahkan jika dibandingkan dengan buku terjemahan dari Terence A. Shimp, Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu yang bahasa terjemahannya cukup sulit dicerna dan contoh kasus (fenomena) yang terjadi kurang sesuai dengan fenomena yang ada di Indonesia, buku Connect! Surfing New Wave Marketing lebih mudah dicerna dan fenomenanya cukup mengena dengan yang terjadi di Indonesia. Buku ini pun kadang menggunakan bahasa Indonesia yang tidak sesuai ejaan yang disempurnakan, tetapi bagi saya ini wajar-wajar saja sebab lebih mempermudah pemahaman pembaca akan maksud dan tujuan dari materi tersebut.
            Buku ini lugas cukup ringkas dalam memetakan konsep mengenai materi yang akan dibahas dalam buku ini, yaitu: Why Connect!? (alasan yang mendasari mengapa kita harus Connect!), What to Connect!? (dengan apa kita ber-“Connect!”), dan How to Connect!? (bagaimana kita bisa Connect!). Jadi buku ini sangat terstruktur dan komprehensif dalam mengulas materi yang dibutuhkan pembaca, khususnya pemasar. Buku ini diakhiri dengan bagian yang berjudul “Putting It All Together. There’s No Turning Back” yang menyimpulkan dari uraian sepanjang buku ini.
           
C.     Kelebihan dan Kekurangan
            Berbeda dengan buku dari Terence A. Shimp, Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu yang memaparkan mengenai komunikasi pemasaran yang “kurang modern” dan lebih berorientasi dengan fenomena yang terjadi di Amerika Serikat (dunia barat), Connect! Surfing New Wave Marketing ini lebih meng-“Indonesia namun isinya tetap mengglobal dan terkini. Jadi, bagi pemasar akan sangat tepat untuk menjadi referensi bagaimana kita bisa terhubung (secara menyeluruh) dengan era arus pemasaran terkini (how to connect to the new wave marketing era).
            Pada buku Connect! Surfing New Wave Marketing, materi terangkai secara terstruktur dan komprehensif sehingga cukup ringkas, berbeda dengan Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu yang materinya tidak cukup ringkas dan tidak langsung pada pokok permasalahan yang harus dipecahkan sehingga kurang menarik untuk dibaca.
            Dalam buku Connect! Surfing New Wave Marketing, penulis pada setiap materi sering mengaitkan pada materi sebelumnya. Ini dapat dipahami sebab dalam buku ini semua materi merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Buku ini pun tak luput dari kekurangan, terutama pada penggalian materi yang kurang mendalam. Menurut saya ini cukup dapat dimengerti. Sebab buku ini merupakan buku penerus dari NEW WAVE MARKETING The World is Still Round The Market is already Flat yang juga ditulis oleh Hermawan Kartajaya.
            Namun harus diakui bahwa buku Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu merupakan buku yang sangat lengkap dengan materi mengenai komunikasi pemasaran. Materi-materi tersebut manjadi landasan akan munculnya buku-buku yang memaparkan teori komunikasi pemasaran terkini. Buku Connect! Surfing New Wave Marketing bagi saya merupakan suplemen tambahan yang sangat penting dan layak dibaca untuk dapat mengarungi era persaingan pemasaran sekarang ini. Berikut adalah perbandingan materi yang dibahas pada masing-masing buku dan alasan mengapa buku Connect! Surfing New Wave Marketing memberi paradigma baru dunia komunikasi pemasaran sehingga sangat layak untuk dibaca.
            Pada materi Segmentation is communitization, penulis menjelaskan dengan baik mengapa segmentasi pasar dengan mengkotak-kotakkan konsumen sudah kurang sesuai dengan keadaan sekarang karena semuanya semakin sejajar (horizontal). Penulis memberi solusinya, yaitu: Communitization, tujuannya adalah bagaimana komunitas yang diciptakan baik secara by-defult maupun by-design tersebut bisa menjadi relevan dengan karakter merek perusahaan Hal ini berbeda dengan buku Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu yang melakukan segmentasi dengan berdasarkan aspek geografis, usia, etnis, psikologis dan geodemografis, ini pemahaman yang masih vertikal. Dan tujuan dari segmentasinya adalah untuk mendapatkan gambaran langsung peta konsumen dari aspek-aspek tersebut di atas. Menurut saya, Segmentation is communitization sangatlah tepat pada era sekarang ini.
            Kemudian pada materi Differentiation is codification of DNA, perusahaan harus mampu lebih terkoneksi dengan pelanggan sehingga mampu membuat produk yang sangat personal bagi pelanggan sehingga tidak ada yang menyerupai produk tersebut. jadi, produk itu harus mempunyai jati diri. Pada strategi pemasaran legacy yang sudah usang, diferensiasi hanya sekedar berbeda dari produk yang lain sehingga produk tidak mempunyai sesuatu yang personal dengan konsumennya.
            Product is co-creation. Artinya, produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dengan konsumennya sehingga produk tersebut memiliki nilai yang lebih baik daripada dengan cara lama. Dengan strategi ini pemasar tidak perlu memaksa konsumen untuk membeli produk, karena konsumen dengan komunitasnya akan dengan sukarela membeli produk itu. Sedangkan pada buku Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu, proses komunikasi menitikberatkan pada pembangkitan keinginan akan suatu produk tanpa memberi peran bagi konsumen dalam penciptaan suatu produk. Komunikasi digunakan hanya untuk memasarkan produk yang sudah jadi sehingga harus memaksa konsumen untuk menggunakannya. Terlihat jelas bahwa pandangan ini sudah usang untuk diterapkan di era New Wave ini.
            Kemudian pada materi Promotion is conversation, sekarang konsumen tidak mau dijadikan obyek untuk promosi, tetapi mereka akan selalu bersedia untuk menjadi lawan untuk bercakap-cakap (ngobrol). Suatu promosi merupakan proses komunikasi yang horisontal, bukan lagi vertikal satu arah saja, bagaimana pemasar mampu bercakap-cakap dengan tepat. Artinya, pemasar akan lebih mudah mempromosikan produknya dengan konsumen pada komunitas konsumen tersebut. Dan konsumen akan dengan lebih sukarela memperbincangkan (mempromosikan) produk dari perusahaan kepada komunitasnya karena menganggap bahwa produk itu memang pantas dan tepat bagi mereka. Pada buku Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu, promosi fokus pada segmentasi pasar, kemudian mengomunikasikannya dan membujuk (memaksa) konsumen untuk menggunakan produk mereka baik melalui promosi di media massa maupun promosi melalui penjualan langsung. Cukup sulit sekarang mempromosikan produk dengan cara seperti ini.
            Brand is Character. Pemasar bertugas membangun karakter yang baik, jujur, dan manusiawi agar mudah diterima di komunitasnya dan kemudian menjaga karakter merek tersebut. Dan merek tersebut juga dimiliki oleh komunitas itu. Sebuah merek tanpa karakter tiadalah berarti (A brand without character is nothing). Penulis menyadarkan pembaca bahwa dalam branding, karakter merupakan yang utama. Pada buku Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikai Pemasaran Terpadu, pada intinya sama namun tidak menekankan akan suatu karakter yang menjadi jati diri suatu produk dan perusahaan.

           

Rabu, 24 Maret 2010


Download video clip The SIGIT Did I Ask Your Opinion

The S.I.GI.T Did I ask your opinion

Kita harus bisa menjadi diri kita sendiri.
Begitupun ketika kita menjadi manajer. Yang kita perlu adalah tindakan nyata. Bukan cuma omongan saja.


dun talks no more

idnt wanna listen to those bullshit anymore

dun talks no more

idnt wanna listen to the craps anymore

dun talks no more yeah..

did i ask yr opinion?

u only talk when i want u to do so

dun talks no more..

idnt wanna hear bout it or think bout it

idnt want to face around my fren

and i dnt want to wheels around my gang


Koleksi The S.I.G.I.T  yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu The SIGIT – Did I Ask Your Opinion
Gambar Artis Indonesia

The S.I.G.I.T Noodle Generation

Kenapa saya posting lirik ini?
sebab berhubungan dengan konsumen sekarang ini.
Mereka selalu ingin sesuatu yang PRAKTIS DAN MUDAH,.
Ini liriknya...

We Are The Noodle Generation

Our foods Are Made Of Preservation

We Dont Need Your Education

Things Not Set in Proportion

Look Around in Our Perspective

Dont Acting To Naive

You Know Its All Tentative

You Know Dogfoods Are Expensive

We Are The Starving Brain

We Are The Naked in The Rain

This is No Heaven Sends

The New Generation End

We Are The Hooker Generation

We Dont Need Your Education

I Only Count My Intuition

Things Are Going Malfunction

Look Around in Our Perspective

Dont Acting To NaĆ£


Koleksi The S.I.G.I.T  yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu The SIGIT – Noodle Generation
Gambar Artis Indonesia

ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI


A. Pengantar dan Tujuan
Strategi merupakan jembatan penghubung antara perusahaan dengan lingkungannya. Dalam analisis strategi terdapat dua masukan utama yaitu; analisis lingkungan industri dimana perusahaan itu berada, serta analisis sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan.
Pemahaman mengenai cara struktur industri mempengaruhi perilaku persaiangan, yang ada yang akhirnya menentukan tingkat kemampulabaab dari industri tersebut. Amat penting bagi penyusunan strategi bisnis. Pertama, dengan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuilabaan indstri. Kedua, dengan mengetehui cara perusahaan bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

B. Dari Analisis Lingkungan sampai Analisis Industri
Yang dimaksud dengan lingkungan perusahaan, sebenernya adalah semua faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan serta hasil pelaksanaannya. Masalah yang dihadapi oleh manajer adalah setelah diberikan informasi tentang pengaruh eksternal. Bagaiman caranya memonitor dan bahkan menganalisis faktor-faktor eksternal yang banyak dan bervariasi tersebut? Sebagai titik awal, kita harus menggungakn semacam system atau kerangka menyususn informasi tersebut. Misalkan, lingkungan eksternal bisa digolongkan menurut sumbernya menjadi lingkungan ekonomi, teknologi , demografi, sosial, serta pemerintah.
Syarat analisis lingkungan yang efektif adalah kemampuan untuk memisahkan faktor yang benar-benar penting dari faktor-faktor penting lainnya.dari sudut pandang perusahaan, init dari lingkungan eksternalnya adalah jaringan dari hubungan bisnis yang dilakukannya.

C. Faktor Penentu Keuntungan Industri: Permintaan dan Persaingan
Sumber utama keuntungan adalah penciptaan suatu nilai bagi pelanggan. Proses produksi akan mengubah input menjadi barang dan jasa bagi pelanggan. Kriteria pertama agar produksi yang dilakukan perusahaan menjadi menguntungkan adalah nilai dari barang atau jasa yang diciptakan harus melebihi biaya input yang digunakan untuk menciptakan nilai tersebut. Dengan demikian, tingkat keuntungna yang diperoleh perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi oleh tiga faktor:
·        Nilai dari produk dan jasa tersebut dimata konsumen
·        Intensitas atau ketatnya persaingan
·        Kekuatan tawar-menawar relative yang dimiliki dalam setiap tingkatan rantai produksi
Analisis persaingan industri berikut mengarahkan tiga faktor di atas ke dalam kerangka kerja analisis tunggal.

D. Analisis Persaingan dalam Industri
Teori yang mendasari hubungan antara struktur industri, perilaku bersaing, dan kemampulabaan industri terdapat dalam ilmu ekonomi industry organisasi. Dua hal yang dapat dijadikan patokan adalah teori monopoli dan teori persaingan sempurna yang mencerminkan dua kutub dari struktur industry. Apabila dalam suatu industry hanya terdapat satu perusahaan dan tidak ada perusahaan baru yang dapat masuk dalam industry tersebut. Dalam suatu industry tertentu, dengan mengamati sturktur utama dari industry tersebut serta interaksinya, kita dapat memperkirakan jenis perilaku bersaing yang akan muncul beserta dengna tingkat kemampulabaan yang akan dihasilkan.
1. Model “Lima Kekuatan Persaingan” dari Porter
Model lima kekuatan persaingan yang dikembangkan porter mengatakan bahwa kemampulabaan suatu industry (yang dicerminkan dengna perbandingan antara tingkat pengembalian dari modal yang ditanamkan dengan biaya modalnya) ditentukan oleh lima sumber tekanan bersaing. Termasuk didalam kelima sumber tersebut adalah tiga sumber persaingan “horizontal”  yaitu persaingan dari pemasok barang pengganti , ancaman dari pendatang baru, serta persaingan yang berasal dari produsen yang sudah berada dalam industri tersebut.
2. Persaingan akibat barang subtitusi
Seperti yang telah kita amati sebelumnya. Potensi keuntungan dari suatu industry ditetntukan juga oleh harga maksimum yang mau dibayarkan oleh konsumen. Tinggi atau rendahnya harga tersebut terutama bergantung pada ketersediaan dari barang subtitusi.
3. Ancaman untuk masuk
Jika suatu industri mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang lebih besar dari biaya modalnya, maka industri tersebut akan menjadi seperti magnit yang kan menarik perusahaan-perusahaan lain yang berada diluar industri tersebut.
Efektifitas dari hambatan masuk dalam mencegah pendatang yang potensial amat bergantung pada sumber daya yang dimilki oleh calon pendatang tersebut. Hambatan yang efektif untuk mencegah perusahaan baru masuk kesuatu industri mungkin saja tidak efektif bila dipergunakan untuk mencegah perusahaan yang masuk ke industri tersebut karena ingin melakukan diversivikasi.
4. Persaingan antara perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.
Pada hampir untuk semua industri, faktor yang paling dominan dalam menentukan tingkat persaingan yang terjadi antar perusahaan yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dalam beberapa industri, perusahaan-perusahaan yang ada akan bersaing dengna agesif, bahkan sampai pada suatu tingkat dimana dimana harga berada dibawah dibawah biaya yang dikeluarkan, sehingga secara keseluruhan perusahaan yang berada dalam industri tersebut mengalami kerugian. Beberapa faktor yang menentukan sifat dan intensitas persaingan perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri adalah:
·        Konsentrasi
·        Keragaman persaingan
·        Diferensiasi produk
·        Kelebihan kapasita dan halangan untuk keluar
·        Kondisi biaya
5. Kekuatan penawaran pembeli
Perusahaan yang berada dalam suatu industri akan beroperasi dalam dua jenis pasar dalam pasar untuk input, mereka membeli bahan mentah, komponen,dana, dan jasa buruh dari pemasok faktor-faktor produksi dan dalam pasar untuk output, mereka menjual produk dan jasa kepada pelanggan (bisa berupa distributor, pelanggan, atau perusahaan manufaktur).
Kekuatan penawaran relative kekuatan penawaran terutama terjadi karena keengganan untuk berhubungan dengan pihak lain.kesimbangan kekuatan antara dua pihak dalam suatu transaksi bergantung pada kredibilitas dan efektivitas ancaman yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Faktor kuncinya pertama-tama adalah biaya relative yang harus ditanggung oleh masing-masingpihak karena transaksi tidak jadi dilakuakan, dan kedua, tingkat keahlian dari masing-masing pihak untuk meninggikan kedudukan mereka dalm permainan tersebut.
            6. Penawaran Pemasaran
Analisis untuk mencari faktor-faktor yang menentukan kekuatan relatif antara produsen dalam suatu industri dengan pemasoknya dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan saat kita melakukan analisis hubungan antara produsen dengan pembelinya.
Pemasok komoditas biasanya mencari jalan untuk meningkatkan kekuatan mereka dengan cara mendirikan semacam perkumpulan untuk para produsen (cartelization). Logika yang sama juga dapat diterapkan pada serikat buruh.

E. Penerapan Analisis Industri
1. Memperkirakan tingkat kemampulabaan Industri
Keputusan untuk menginvestasikan sumber daya alam dalam suatu industri tertentu harus didasarkan pada tingkat pengembalian yang diharapkan dalam jangka waktu lima atau sepuluh tahun mendatang. Tingkat kemampulabaan dalam periode tersebut tidak dapat hanya diramalkan dengan melihat tingkat keuntungna industri saat ini.
2. Strategi untuk meningkatkan keseimbangan kekuatan persaigan
Pemahaman mengengai pengaruh karakteristik struktural terhadap intensitas persaingna dan tingkat kemampulabaan memberikan dasar ditemukannya kesempatan untuk menyesuaikan struktur industri agar dapat terccipta lingkungan industri yang lebih nyaman. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan ciri struktural kunci yang menyebabkan turunnya tingkat kemampulabaan tersebut. Yang kedua adalah mempertimbangkan faktor-faktor struktural mana yang dapat dipengaruhi lewat perubahan inisiatif straregis.

F. Kesempatan untuk Menciptakan Keunggulan Kompetitif: Mengidentifikasi Faktor Kunci Kesuksesan
Pada dasarnya, hanya perusahaan-perusahaan besar yang dapat memiliki posisi pasar yang kuat sehingga mereka dapat membuat perubahan-perubahan struktur industri yang mereka  tempati. Namun, untuk kebanyakan perusahaan lainnya, tujuan utama dari strategi bisnis bukannya untuk memperbaiki struktur industri, namun untuk memperoleh keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya.
Dalam masing-masing industri tidak terdapat strategi umum yang menjamin tercapainya tingkat keuntungan yang superior. Namun demikian, dalam suatu pasar tertentu, terdapat dimensi kinerja tertentu yang harus dicapai perusahaan agar perusahaan tersebut dapat menarik konsumen dan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan.  Akan tetapi, tidak semua perusahaan mempunyai strategi yang sama, hal ini karena perusahaan memiliki kapabilitas dan sumber daya yang berbeda.

G. Aspek Dinamis dalam Persaingan
Salah satu ciri kunci dari pembentukan proses persaingan adalah struktur industri yang secara terus-menerus diubah baik melalui keputusan strategis yang dilakukan perusahaan, dan juga sebagai hasil interaksi persaingan antarperusahaan.
Dalam praktiknya, industri dibentuk oleh strategi dari pemain-pemain utama, yaitu merger dan akuisisi telah meningkatkan terjadinya konsentrasi, sistem hub and spoke telah mengakibatkan terjadinya persaingan, lokal yang hampir bersifat monopoli, dan hambatan untuk masuk yang diciptakan melalui sistem reservasi dengan komputer, program frequent flyer, dan kontrol atas gerbang dan tempat pendaratan pada lapangan udara,
1. Persaingan Jenis Schumpeterian
Schumpeter memusatkan inovasi sebagai komponen utama dalam persaingan, dan merupakan faktor penggerak evolusi industri. Faktor pertimbangan yang penting adalah kecepatan perubahan struktural dalam industri tersebut. Persaingan, struktur industri, dan kemampulabaan semuanya dipengaruhin oleh faktor teknilogi. Elemen kunci dalam peramalan adalah memperkirakan perubahan teknologi yang bakal terjadi, serta menganalisis implikasi dan keuntungannya.
2. Kontribusi game theory
Game theory memberikan dua sumbangan penting bagi manajemen strategis, yaitu
1.      Teori ini memberikan kerangka dalam pengambilan keputusan strategis.
2.      Teori ini memberikan gambaran mengenai situasi persaingan dan tawar-menawar, dan memiliki kekuatan peramalan yang cukup.
3. Ketidakteraturan dan Bencana
Yang paling berpengaruh adalah pengembangan matematika dari teori ketidakteraturan dan penyebarannya melalui ilmu alam dan sosial. Teori ketidakteraturan mempelajari proses dinamis yang rumit dimana suatu hubungan yang bersifat nonlinear menyebabkan timbulnya perilaku yang tidak akan terulang kembali dan tidak random. Teori ini biasanya diterapkan dalam bidang analisis pasar keuangan.
Analisis teoritis lainnya yang berhubungan dengan analisismengenai sistem perilaku dinamis yang rumit adalah teori bencana, yang membuat model mengenai kecenderungan suatu sistem yang relatif stabil untuk memperlihatkan ketidakberanjutan, divergence, dan hysteresis.

Minggu, 21 Maret 2010

MAKALAH STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN TERPADU Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

            Tingkat kemiskinan di Indonesia yang cukup memprihatinkan harus ditanggulangi secara terpadu. Penanggulangan kemiskinan merupakan agenda konstitusional negara yang termaktub dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Hal ini menjadi agenda pemerintah yang tertuang baik dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 maupun Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK).
            Dalam lingkup internasional, penanggulangan kemiskinan menjadi isu penting dalam Millenium Development Goals (MDG’s) yang merupakan komitmen internasional untuk menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi setengahnya, dari 1,2 trilliun menjadi 890 milliar jiwa saja pada tahun 2015. World Summit on Sustainable Development 2002 menjadikan penanggulangan kemiskinan sebagai agenda prioritas dalam pembangunan.
            Penanggulangan kemiskinan mempunyai paradigma baru, yaitu:
Sasaran                        = Pembangunan manusia
Langkah                       = Perubahan struktur masyarakat, kesempatan kerja/berusaha, peningkatan kapasitas/pendapatan, perlindungan sosial/kesejahteraan
Fokus                           = Penduduk miskin produktif (usia antara 15 – 55 tahun)
Peran Stakeholder        = Pemerintah : Fasilitator, Masyarakat : Pelaku Usaha, Perbankan : Pembiayaan, KKMB/BDS : Pendamping
Tujuan                          = Masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan








Data Jumlah Penduduk Miskin (Menurut Depsos)








BAB II
STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN TERPADU

            Dalam menanggulangi kemiskinan, dibutuhkan suatu kerja sama antar masing-masing pihak, baik pemerintah, swasta, maupun pihak asing. Teori ekonomi mengatakan bahwa untak memutus mata rantai lingkaran kemiskinan dapat dilakukan peningkatan keterampilan sumber daya manusianya, penambahan modal investasi, dan mengembangkan teknologi. Namun, dalam praktek persoalannya tidak semudah itu.
            Program-program kemiskinan sudah banyak dilaksanakan di berbagai negara. Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat program penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara bagian, memperbaiki kondisi permukiman perkotaan dan perdesaan, perluasan kesempatan pendidikan dan kerja untuk para pemuda, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi orang dewasa, dan pemberian bantuan kepada kaum miskin usia lanjut. Selain program pemerintah, juga kalangan masyarakat ikut terlibat membantu kaum miskin melalui organisasi kemasyarakatan, dan lain sebagainya.
            Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan.
            Sedangkan, P2KP sendiri sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan mendudukan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Melalui partisipasi aktif ini dari masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. Mereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri.
            Pada prinsipnya, strategi penanggulangan kemiskinan terpadu digambarkan seperti di bawah ini:
1.      Pemberdayan masyarakat:
            Upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peran serta aktif masyarkat itu sendiri dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan hidup, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi, serta memperkukuh martabat manusia dan bangsa
2.      Aspek manusia, usaha, dan lingkungan (sarana prasarana)
3.      Proses: penyiapan (enabling), penguatan (strengthening), dan perlindungan (protecting)
4.      Sasaran:     Pra produktif (< 15 thn)
                        Produktif (15 – 60 thn)
                        Pasca produktif (> 60 thn)
5.      Fokus sasaran: pemberdayaan masyarakat miskin produktif dalam wujud pemberdayaan UMK.
6.      Dicapai melalui 2 upaya:      Mengurangi beban orang miskin
                                                Meningkatkan produktivitas dan pendapatan                                                     masyarakat miskin produktif
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro

Fokus Penanggulangan Kemiskinan




Langkah-Langkahstrategis Pemberdayaan Usaha Mikro:
  • Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang mampu mendorong pengembangan umkm secara sistemik, mandiri dan berkelanjutan.
  • Menciptakan sistem penjaminan (financial guarantee system) untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif usaha mikro.
  • Menyediakan bantuan teknis dan pendampingan (technical assistance and facilitation) secara manajerial guna meningkatkan ”status usaha” usaha mikro agar ”feasible” dan ”bankable” dalam jangka panjang.
  • Penataan dan penguatan kelembagaan keuangan mikro untuk memperluas jangkauan pelayanan keuangan kepada usaha mikro secara cepat, tepat, mudah, dan sistematis.


BAB III
PENUTUP

            Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampung, gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Sekarang pemerintah menangani program tersebut secara menyeluruh, terutama sejak krisis moneter dan ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, melalui program-program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Dalam JPS ini masyarakat sasaran ikut terlibat dalam berbagai kegiatan.
            Sedangkan, P2KP sendiri sebagai program penanggulangan kemiskinan di perkotaan lebih mengutamakan pada peningkatan pendapatan masyarakat dengan mendudukan masyarakat sebagai pelaku utamanya melalui partisipasi aktif. Melalui partisipasi aktif ini dari masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran tidak hanya berkedudukan menjadi obyek program, tetapi ikut serta menentukan program yang paling cocok bagi mereka. Mereka memutuskan, menjalankan, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program. Nasib dari program, apakah akan terus berlanjut atau berhenti, akan tergantung pada tekad dan komitmen masyarakat sendiri.




Sumber:
Pusat Data Dan Informasi Kemiskinan Departemen Sosial Republik Indonesia

MAKALAH DAMPAK DAN JENIS-JENIS KEMISKINAN Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

            Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
            Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survei Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998). Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di perdesaan. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya dibanding angka tahun 1996 (sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2 juta jiwa di Perkotaan dan 15,3 juta jiwa perdesaan
            Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.
            Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
BAB II
DAMPAK DAN JENIS-JENIS KEMISKINAN

A.     Dampak Kemiskinan
      Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. Diakui bahwa sejak krisis ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat. Kemiskinan yang terjadi di Indonesia menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada.          Akibat terkena penyakit, menyebabkan produktivitas rendah, menghasilan rendah dan pengeluaran bertambah. Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan.
      Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll. Bagaimana Indonesia mau maju kalau generasi muda yang seharusnya sekolah sekarang ikut merasakan korban faktor kemiskinan.
      Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya agar anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya.
      Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan Tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.
      Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak dari adanya rumah kumuh di pinggiran sungai, adanya penyakit busung lapar. Mungkin kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para rakyat miskin tetapi juga berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.
      Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia, maka hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negara ini dan sampai saat ini masih belum ada solusinya. Dan kemiskinan mempunyai hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus kita tanggulangi agar angka kemiskinan tidak semakin tinggi.

B.     Jenis-jenis Kemiskinan
      Secara umum, jenis-jenis kemiskinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan. Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif bersifat dinamis dan tergantung di mana seseorang tinggal.
      Untuk lebih mengetahui secara pasti tingkat kemiskinan suatu masyarakat maka diciptakan indikator kemiskinan atau garis kemiskinan. Di Indonesia, garis kemiskinan BPS menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) dan pendekatan Head Count Index. Selain itu, terdapat garis kemiskinan lainnya, yaitu garis kemiskinan Sajogyo dan garis kemiskinan Esmara. Sajogyo mendefinisikan batas garis kemiskinan sebagai tingkat konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras. Kelemahan dari metode ini adalah hanya menggunakan acuan satu harga komoditi dan porsinya dalam anggaran keluarga, bahkan dalam keluarga miskin, menurun secara cepat.
      Berdasarkan kelemahan tersebut Esmara mencoba untuk menetapkan suatu garis kemiskinan pedesaan dan perkotaan yang dipandang dari sudut pengeluaran aktual pada sekelompok barang dan jasa esensial, seperti yang diungkapkan secara berturut-turut dalam Susenas.
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut:
  1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah
  2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah
  3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal. Sendalam ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.




BAB III
PENUTUP

            Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya.
            Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya agar anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya.





           


CONNECT!: Strategi Pemasar dalam Mengarungi Globalisasi



            Pada era globalisasi sekarang ini, para pemasar dituntut semakin cerdas membaca peluang yang muncul. Perubahan merupakan hal yang pasti. Seperti yang dijelaskan oleh Hermawan Kartajaya, bahwa pendekatan pemasaran yang bersifat legacy sudah kurang sesuai dengan era globalisasi. Dia memaparkan suatu pendekatan baru mengenai pemasaran, yaitu: New Wave Marketing.
            New Wave Marketing yang juga dikenal sebagai 12C merupakan horizontalisasi dari 9 elemen inti. 12C adalah:
  1. Segmentation is Communitization
  2. Targeting is Confirmation
  3. Positioning is Clarification
  4. Differentiation is Codification (of DNA)
  5. Product is Co-Creation
  6. Price is Currency
  7. Place is Communal Activation
  8. Promotion is Conversation
  9. Selling is Commercialization
  10. Brand is Character
  11. Service is Care
  12. Process is Collaboration
            Sebelum menjalani 12C itu, ada satu yang cukup penting, yaitu Connect!. Kita harus ‘ngeh’ dan ’nyambung’ terus dengan segala yang ada, istilahnya 24/7/365. Dalam konsep legacy, dikenal 4C, Change (perubahan teknologi, politik dan legal, ekonomi, sosial budaya, pasar) yang mengubah Competitor dan Customer, sebagai lanskap pemasaran. Company di sini harus bisa mengarungi arus perubahan yang ada.
            Pemasar harus bisa mengikuti segala perubahan. begitu pula dengan teknologi. New Wave Marketing lebih mengacu pada Connect! secara nyata. Jadi, tidak hanya Internet Marketing, Digital Marketing ataupun Online Marketing. Online memang bisa menimbulkan Excitement dan Engagement, tapi Offline jauh lebih ke Intimacy dan Enthusiasm. Bila digabungkan akan menjadi suatu CONNECTION yang bersifat Physical, Intellectual, Emotional dan Spiritual.
            Untuk bisa melakukan CONNECTION secara holistik, Pemasar harus sadar akan tiga tingkatan Connect!. Yaitu:
  1. Mobile Connect >>> Are you well-connected? baik online ataupun offline.
  2. Experiential Connect >>> How deep is your connection?
  3. Social Connect >>> How strong is your connectivity?
Pemasar yang sadar akan ketiga hal di atas dalam mempraktekkan 12C adalah pemasar yang layak disebut sebagai The Connect-Ready New Wave Marketer.

sumber:
Hermawan Kartajaya, CONNECT! SURFING NEW WAVE MARKETING, 2010, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sabtu, 20 Maret 2010

MAKALAH ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah MANAJEMEN RISIKO


       
Kelompok XIII :



 Agung Nugraha          07408141050



Wirawan Roviq          07408141051 



Heni Ena Wati            07408141052



Hendro A.S.                07408141053



Ratnadiar P.D.           07408141054



Dicky Aditya              07408141055 


BAB I PENDAHULUAN



Dewasa ini teknologi di bidang industri pengangkutan baik darat, laut maupun udara berkembang dengan pesat. Di Indonesia pun penggunaan hasil-hasil produksi teknologi yang tinggi dibidang alat angkut pesat sekali, meskipun yang menikmati hasil produksi tersebut baru sebhagian golongan masyarakat saaja. Produksi kendaraan bermotor saat ini tidak terbilang jumlahnya disebabkan persaingan harga dan kualitas kendaraan pribadi dan alat angkut penumpang umum, baik yang melalui darat, laut maupun udara, dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya yang merupakan dampak lain yang harus dipeerhitungkan dari segi ekonomi.
Karena itu, bermacam-macam perusahaan telah muncul, khususnya perusahan yang berhubungan dengan kegiatan memberikan jaminan atau tangungan kepada seseorang atau kepada suatu aset tertentu, karena standar suatu saat dapat ditimpa oleh suatu kerugian atau peristiwa. Perusahaan ini disebut dengan perusahaan asuransi dengan objek tanggungan ialah kendaraan bermotor maka disebut dengan Asuransi kendaraan bermotor
Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang objeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya di sini harta bendanya berupa kendaraan bermotor. Aturan yang berlaku pada asuransi kebakaran umumnya juga berlaku untuk kendaraan bermotor.
Tetapi karena kendaraan bermotor mempunyai banyak karakteristik berbeda dibanding jenis benda lainnya, maka asuransi kendaraan bermotor diatur tersendiri, meskipun di dalamnya terdapat juga aturan-aturan seperti yang berlaku didalam  asuransi kebakaran.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Asuransi
            Asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak yang seharusnya menanggung resikonya sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lajim disebut sebagai tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai resiko. Sedangkan pihak yang lain ialah pihak yang bersedia menerima resiko dari pihak pertama dengan menerima suatu pembayaran yang disebut premi. Pihak yang menerima resiko pihak yang satu tersebut lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan/asuransi.
Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.

B.   Risiko yang Dijamin Asuransi Kendaraan Bermotor
1.      Kerugian atau Kerusakan Kendaraan Bermtor
Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan disebabkan:
1)      Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, termasuk juga akibat dari kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari kendaraan yang bersangkutan
2)      Perbuatan jahat orang lain
3)      Pencurian
4)      Kebakaran
5)      Sambaran petir
2.      Tanggung Gugat
Yaitu tanggung jawab hokum tertanggung terhadap pihak ketiga berkaitan dengan penggunaan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. Dalam hal ini penanggung akan menberikan penggantian kepada tertanggung atas :
1)      Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang didera pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, baik yang diselesaikan melalui musyawarah maupun melalui pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari penanggung,setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dalam ikhtisar pertanggungan, yang meliputi:
a.       Kerusakan atas harta
b.      Cedera badan atau kematian
2)  Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung gugat tertanggung, yang telah terlebih dahuludisetujui oleh penanggung secara tertulis.

C.   Risiko yang Tidak Dijamin Asuransi Kendaraan Bermotor
1.      Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkurangnya nilai atau kerugian keungan lainnya yang diderita tertanggung sebagai akibat tidak dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, karena suatu kecelakaan atau sebab lain.
2.      Kerusakan atau kehilanagn peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam ikhtisar pertanggungan, sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.
3.      Kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik sebagian maupun seluruhnya sebagai akibat penggelapan.
4.      Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai akibat perbuatan jahat.
5.      Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang disebabkan oleh :
1)      Kendaraan bermotor dipergunakan untuk menarik atau mendorong kendaraan lain, untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau kecepatan,dll.
2)      Kelebihan muatan ataudijalankan secara paksa.
3)      Kendaraan bermotor tersebut dengan sepengetahuan tertanggung dijalankan dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara teknis atau dalam perbaikan.
4)      Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saatterjadinya kecelakaan tidak memiliki Surat Ijin Mengemudi.
5)      Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang atau diperuntukan untuk kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
6)      Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar atau diangkut dengan kendaraan bermotor yang dipertanggungakan.
7)      Reaksi atau radiasi nuklir, pencemaran radio aktif,dll.
6.      Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh :
1)      Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan,banjir, badai,dll.
2)      Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang menyerupai suasana perang, pemberontakan,dll.
3)      Kerusuhan, pemogokan atau gangguan ketertiban umum lain dan semacamnya.
7.      Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang dipertangungkan karena aus, sifat kekurangan sendiri, pada bagian itu atau pada mesinnya karena salah penggunaan.
8.      Kerugian yang dialami pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan olehkendaraan bermotor yang dipertanggungkan, berupa:
1)      Kerusakan hartabenda milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat, atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungakan.
2)      Kerusakan jalan, jembatan, bangunan-bangunan yang terdapat di bawah,dll.
9.      Cedera badan/kematian terhadap :
1)      Penumpang kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.
2)      Tertanggung, suami atau istri dan anak tertanggung adalah perorangan.
3)      Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung merupakan CV atau Firma.
4)      Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, yayasan atau usaha bersama dan bentuk lainnya.
5)      Orang yang bekerja pada tertanggung dengan menerima imbalan jasa.
6)      Orang yang tinggal bersama tertanggung.
7)      Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat, dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

D. Jaminan Tambahan/Perluasan Resiko
Yang dimaksudkan dengan Jaminan tambahan atau jaminan perluasan adalah resiko-resiko/bahaya yang dikecualikan dalam PSKBI, akan tetapi resiko-resiko tersebut bisa dijamin apabila dinyatakan secara tegas di dalam polis. Akan tetapi tidak semua resiko yang dikecualikan tersebut dapat dijamin dengan penegasan dalam polis tersebut.
Berikut ini adalah Resiko yang dikecualikan (tidak otomatis dicover/dijamin) di dalam penutupan standard, tetapi bisa dijamin dengan penegasan khusus berupa endorsemen atau klausul tambahan. Misalnya:
1. Kerusuhan dan Huru-Hara
2. Bencana alam seperti gempa bumi, banjir.
3. Cedera badan/kematian terhadap penumpang
Semua resiko tersebut di atas dikecualikan dari Jaminan Polis Standard Kendaraan Bermotor Indonesia. Dikecualikan berarti bahwa semua kerugian/kerusakan pada kendaraan yang disebabkan oleh bahaya-bahaya tersebut tidak bisa diganti oleh asuransi.
Contoh Jaminan tambahan/perluasan adalah sebagai berikut:
TJH terhadap Pihak Ketiga (Third Party Liability). Polis tidak secara otomatis menjamin resiko ini, kecuali dinyatakan secara tegas di dalam polis. Jaminan yang diberikan oleh perluasan ini adalah:
1)  Tanggung gugat/jawab Tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita         oleh pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, setinggi-tingginya seuai dengan jumlah/limit yang telah ditentukan, meliputi: kerusakan atas harta benda pihak III (misalnya mobil, rumah, pagar, dll) dan cedera badan atau kematian.
2)  Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung gugat tertanggung.
Jaminan Huru-Hara yang di pasar dikenal dengan RSCC( Riot, Strike, and Civil Commotion), RSMD (Riot, Strike and Malicious Damage). Resiko Kerusuhan dan Huru-Hara ini dikecualikan dari Jaminan PSKBI pasal 3 ayat (6.2 & 6.3) dan menggunakan Klausul 41.B Dewan Asuransi Indonesia yang memberikan Jaminan Huru-Hara terluas. Resiko yang dijamin dan pengertiannya dapat dilihat pada Klausul/Endorsemen Huru-Hara.
Jaminan Kecelakaan Diri terhadap Sopir atau Penumpang Kendaraan Bermotor yang dipertanggungkan. Untuk perluasan ini, pada Polis dilekatkan "Klausul Kecelakaan Diri terhadap Penumpang Kendaraan Bermotor Beroda Empat". Dengan adanya perluasan ini, maka Jaminan Polis mencakup juga cedera badan atau kematian terhadap penumpang di dalam kendaraan bermotor yang secara langsung disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut. (bdk. Klausul no.4 terlampir).
Gempa Bumi, Letusan Gunung Berapi, Banjir (Bencana Alam). Jika Jaminan diperluas di dengan risiko tersebut di atas, maka pada polis harus dilekatkan dalam klausul.Tanggungjawab Hukum Tertanggung terhadap Penumpang Kendaraan Bermotor yang dipertanggungkan (Passenger Legal Liabilty). Semua jaminan tambahan tersebut di atas merupakan perluasan dari Kondisi Comprehensive. Pertanggungan Total Loss (hanya) dapat diperluas dengan Jaminan Huru-Hara. Jaminan tambahan Bencana Alam dan Tanggung Jawab Hukum kepada Penumpang (Passenger Legal Liability) hampir tidak pernah dijual, dan sebaiknya tidak dijual.

E. Syarat – Syarat Pertanggungan
1.      Pembayaran Premi
Premi harus dibyar lunas saat persetujuan pertanggungan ditutup, kecuali bila atas persetujun kedua belah pihak ditentukan lain.Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung mulai tanggal permulaan pertanggungan atau tanggal perpanjangan pertanggungan, maka berlakunya pertanggungan ini dapat ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.


2.      Pemberitahuan Kecelakaan
Bila terjadi kecelakaan, kerusakan , atau kerugian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, maka tertanggung wajib memberitahukan kecelakaan atau pencurian yang terjadi selambatnya 3 hari sejak terjadinya kejadian tersebut. Pemberitahuan dilakukan secara lisan atau tertulis, yang selanjutnya diikuti laporan tertulis kepada penanggung.
3.      Tuntutan Pihak ketiga
Apabila tertanggung dituntut oleh pihak ketiga sehubungan dengan kerugian atas kerusakan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan maka,
1)      Tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung adanya tuntutan dari pihak ketiga tersebut.
2)      Tertanggung harus segera menyerahkan dokumen yang ada hubungannya dengan pihak ketiga tersebut
3)      Tertanggung tidak boleh memberikan janji, keterangan atau melakukan tindakan yang menimbulkan kesan bahwa ia mengakui tanggung gugatnya
4)      Tertanggung menguasakan kepada penanggung untuk mengurus tuntutan ganti rugi pihak ketiga dan apabila diperlukan tertanggung diwajibkan memberikan surat kuasa kepada penanggung.
4.      Tuntutan Pidana terhadap tertanggung
Apabila tuntutan pihak ketiga yang dirugikan karena kendaraan bermotor yang dipertanggungkan adalah berupa tuntutan pidana terhadap tertanggung, maka tertanggung diwajibkan memberitahukan tuntutan tersebut kepada penanggung.
5.  Ganti Rugi
Penanggung akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan berdasar harga sebenarnya sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan tersebut, bila atas tuntutan pihak ketiga setingi-tingginya sebesar jumlah yang disetujui dikurangi besarnya risiko sendiri yang tercantum dalam ikhtisar pertanggungannya.
6.   Kerugian Total
Ialah kerusakan atau kerugian yang biaya perbaikannya sama dengan atau lebih dari 75 % dari harga sebenarnya.
7.  Ganti Rugi Pertanggungan Rangkap
1)      Menyimpang dari pasal 277 ayat I KUHD, maka bila terjadi kerugian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungjawabkan kepada lebih dari satu penanggung, dimana jumlah pertanggungan lebih dari harga kendaraan bermotor yang bersangkutan, maka jumlah yang dipertanggungkan untuk masing – masing penanggung seimbang dengan nilai pertanggungan terhadap harga yang sebenarnya, demikian pula ganti rugi yang menjadi kewajiban dari masing – masing penanggung.
2)      Ketentuan tersebut di atas tetap dijalankan, walau segala pertanggungan yang dimaksud dibuat dengan beberapa polis dan pada hari yang berlainan, yang tanggalnya lebih dahulu dan tidak berisi ketentuan tersebut. Saat terjadi kerusakaan atau kerugian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, maka atas permintaan penanggung, tertanggung wajib memberitahukan secara tertulis segala perbuatan lain yang berlaku atas kendaraan bermotor yang sama pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan.
Pertanggungan di Bawah Harga
Jika harga kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pada saat terjadnya kerugian atau kerusakan ternyata lebih besar dari harga pertanggungan, maka penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bagian yang dianggap dipeetanggungkan saja
Subrogasi
Sesuai pasal 284 KUHD, maka setelah pembayaran ganti rugi kendaraan bermotor yang dipertanggungkan penanggung menggantikan posisi tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap pihak ketiga sehubungan dengan kerugian tersebut da hak subrogasi ini berlaku dengan sendirinya tanpa memerlukan surat kuasa dari tertanggung.


Laporan Tidak Benar
Pada saat terjadi kecelakaan atau kerusakan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan maka apabila tertanggung dengan sengaja memberikan laporan tidak sesuai dengan yang sebenarnya maka ia tidak berhak memperoleh ganti rugi.
Hilangnya Hak Mendapat Ganti Rugi
Disebabkan oleh  :
1)      Tidak memenuh kewajiban pembayaran polis
2)      Tidak melakukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 bulan sejak terjadinya kerusakan dan kerugian
3)      Tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui hukum dalam waktu 6 bulan sejak penaggung mmberitahukan secara tertulis bhwa tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi.
Berakhirnya Pertanggungan
1)      Pembatalan Polis
2)      Peralihan hak milik barang
3)      Terjadinya total loss atau penggantian atas dasar kerugian seluruhnya
4)      Berakhirnya jangka waktu pertanggungan

F. UNDISCLOSED MATERIAL FACTS DALAM ASURANSI
Dalam Pasal 6 Wording PSAKBI (Polis Standard Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia) disebutkan bahwa tertanggung wajib mengungkapkan fakta material (material facts) yaitu fakta yang mempengaruhi pertimbangan penanggung dalam menerima atau menolak permohonan pengajuan asuransi dan dalam menetapkan tariff premi apabila permohonan dimaksud diterima. Ancaman dari penyimpangan ketentuan ini adalah tidak wajibnya penanggung membayar kerugian yang terjadi dan penanggung berhak menghentikan pertanggungan tanpa wajib mengembalikan premi yang telah disetorkan tertanggung. Dari pernyataan ini perlu digarisbawahi bahwa formulir pengajuan asuransi yang Anda isi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian asuransi alias melekat menjadi satu dengan polis yang Anda beli.
Karena bersifat mengikat inilah maka semua isian dalam form tersebut menjadi acuan dalam setiap penyelesaian klaim. Ketika terjadi kasus penolakan klaim karena terjadi penutupan fakta dari pihak tertanggung, perusahaan asuransi tidak berada dalam posisi salah karena menurut hukum pihak tertanggung telah melakukan undisclosed material facts atau menutup-nutupi fakta material yang berpengaruh pada diterima atau ditolaknya permohonan pengajuan asuransi. Fakta material yang dimaksud adalah data penggunaan atau okupasi. Misalnya, kendaraan dimana dalam form pengajuan disebutkan penggunaan kendaraan adalah untuk kepentingan pribadi, sedangkan fakta yang terjadi di lapangan (ketika terjadi klaim) kendaraan tersebut dipakai untuk sewa- menyewa.























BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuransi Kendaraan Bermotor adalah produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.
Perusahaan asuransi hanya akan menjual program berdasarkan kemampuan nasabah. Jika kemampuan konsumen tak memenuhi implikasinya pertanggungan putus di tengah jalan.

B. Saran
Ketika memilih perusahaan asuransi lihat Kondisi keuangan perusahaan asuransi sendiri. Saat ini ada sebagian perusahaan asuransi cenderung mengulur-ulur waktu ketiga akan membayar klaim. Sehingga pilihlah perusahaan asuransi yang sehat secara finansial.
Belajar bersikap preventif dan teliti dalam mengisi setiap form pengajuan asuransi. Banyak kasus-kasus penolakan klaim terjadi hanya gara-gara kesalahan pengisian form yang terkesan sepele.











Daftar Pustaka

Djojosoedarso Soeisno. Prinsip-Prinsip dan Manajemen Risiko Asurunsi. Salemba Empat. Jakarta. 2003.
pojokasuransi.com
Mahmud M. Hanafi, Dr, M.B.A. Manajemen Risiko. UUP STIM YKPN. Yogyakarta. 2006