Sabtu, 20 Maret 2010

TEORI KOGNITIF DAN TEORI EMOSIONAL (KOMUNIKASI PEMASARAN)


Ini merupakan penalaman saya dalam membeli sebuah modem pada pertengahan Januari 2010. Sebelum memilih merek apa yang akan dibeli, saya melakukan survei. Dari membaca iklan di koran, selebaran, maupun iklan di TV. Pertimbangan utama saya adalah kecepatan download dan upload, dan kestabilan koneksi, serta harga yang terjangkau.
            Saya bertanya kepada teman saya yang menggunakan modem GSM dengan ISP (Internet Service Provider) Telkomsel Flash dan IM2. Dan ternyata koneksinya mengecewakan. Kedua ISP tersebut lemot dan tidak stabil. Kemudian saya melihat iklan ISP Smart. Saya lalu ke gerai Smart di AMPLAZ. Setelah dijelaskan mengenai produk tersebut, saya cukup yakin dengan produk ini. Ketika akan pulang, saya melihat stand Fren yang menawarkan produk modem pula dengan harga yang cukup miring. Namun, setelah dijelaskan tentang produk tersebut, ternyata 3 hal utama yang saya pertimbangkan dalam memilih modem tidak dimiliki produk Fren.
            Esok harinya, saya mantap untuk membeli modem CDMA Smart AC2726 EV-DO (Evolution Data only) dengan maksimal download 3.1 Mbps dan upload 1.8 Mbps seharga Rp977.000 dengan free akses selama 100 hari unlimited. Dan ternyata memang kualitas modemnya memenuhi pertimbangan saya di atas. Dari pengalaman tersebut, menurut saya, pemilihan produk yang saya beli lebih cenderung berkaitan dengan aspek teori kognitif, karena mempertimbangkan kualitas produk yang ada dengan seksama daripada aspek teori emosional.

Tidak ada komentar: